Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Raphael Sanzio Jenius Renaissance pelukis dan arsitek legendaris

BRIMO

Raphael Sanzio: Jenius Renaissance yang Gugur di Puncak Kejayaan

Ransiki News – Raphael Sanzio, pelukis dan arsitek legendaris dari era High Renaissance, adalah sosok yang hingga kini tetap dikenang karena kejeniusannya dalam menangkap keindahan manusia dan harmoni arsitektural dalam karyanya. Namun, di balik gemilangnya karier seninya, kematian Raphael pada usia muda menyimpan kisah tragis yang kini menarik perhatian para sejarawan dan peneliti medis modern.

Lahir di Urbino, Italia, pada 6 April 1483, Raphael tumbuh dalam lingkungan seni sejak dini. Ayahnya adalah seorang pelukis istana yang menanamkan kecintaan pada seni rupa kepada putranya. Bakat Raphael berkembang dengan cepat, dan pada usia muda ia telah berguru pada Perugino, salah satu pelukis besar Italia  Tak lama kemudian, ia mulai menorehkan karyanya sendiri yang menonjolkan kelembutan wajah manusia, komposisi simetris, dan warna-warna harmonis yang memikat.

Puncak karier Raphael terjadi ketika ia bekerja di Roma, khususnya saat diundang oleh Paus Julius II untuk mendekorasi Stanza della Segnatura di Vatikan. Di sana, lahirlah karya monumentalnya seperti The School of Athens, yang menampilkan para filsuf besar Yunani dalam komposisi

Ia juga dikenal sebagai arsitek, menggantikan Donato Bramante dalam proyek pembangunan Basilika Santo Petrus.

Raffaello Sanzio da Urbino - Siapa Raphael dan Mengapa Dia Terkenal?

Baca Juga : Ultimatum Taufik Keras kepada Pelatih dan Binpres PP PBSI Terkait Prestasi Atlet

Namun di balik kejayaannya, Raphael menyimpan rahasia yang akhirnya turut membawa petaka. Pada 6 April 1520, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-37, Raphael meninggal dunia akibat demam misterius. Selama berabad-abad, banyak yang percaya bahwa ia wafat karena sifilis, akibat gaya hidup romantisnya yang aktif.

Namun, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mengungkap hipotesis baru yang mengejutkan. Karena tidak mengungkapkan aktivitas malamnya itu, para dokter salah mendiagnosis penyakitnya dan malah melakukan pengobatan yang memperburuk kondisinya.

Pelukis Giorgio Vasari, dalam catatan biografinya, menyebut Raphael sebagai seniman yang begitu disukai Paus, masyarakat Roma, dan kalangan elit. Kematian mendadaknya mengejutkan semua orang.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *