
Berita Ransiki – Tak hanya terkenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah, Papua Barat kini juga memperkenalkan potensi baru yang tak kalah menarik, yaitu cokelat berkualitas tinggi . Melalui kerjasama dengan Pipiltin Cocoa , produk cokelat lokal terbaru mereka, Cokelat Ransiki 72% , kini siap menarik perhatian dunia.
Dari Ransiki ke Dunia
Cokelat Ransiki 72% adalah hasil olahan biji kakao dari perkebunan di Distrik Ransiki , Kabupaten Manokwari Selatan. Wilayah ini, yang terletak di kawasan pegunungan Arfak , menjadi sumber biji kakao yang kaya akan cita rasa unik. Biji kakao tersebut diambil langsung dari para petani yang tergabung dalam koperasi setempat. Kehadiran produk ini menunjukkan transformasi luar biasa dalam ekonomi kreatif di Papua Barat.
“Cokelat Ransiki ini memiliki cerita yang unik, berasal dari kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Rasa cokelatnya sangat enak, dan inilah jenis gerakan ekonomi kreatif yang harus terus dikembangkan dan dikenal di dunia,” ujar Triawan Munaf , Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia saat peluncuran Cokelat Ransiki 72% di Grand Indonesia , pada 22 Agustus 2025.
Rasa yang Memikat: Lebih dari Sekadar Pahit
Cokelat Ransiki 72% bukan hanya sekadar cokelat hitam biasa. Dengan komposisi 72% kakao , cokelat ini memiliki rasa yang sangat kompleks dan kaya. Tidak hanya rasa pahit yang dominan, namun juga lapisan rasa umami, gurih, creamy , dan sedikit nutty yang membuatnya begitu istimewa.
“Cokelat Ransiki ini punya rasa yang unik. Ada rasa lezat, umami, gurih, dan creamy, meski tanpa tambahan susu. Banyak orang beranggapan bahwa cokelat berkualitas harus pahit, padahal cokelat yang baik itu justru memiliki lapisan rasa yang saling melengkapi,” ungkap Tissa Aunila , pendiri Pipiltin Cocoa , yang telah berpengalaman di dunia cokelat sejak 2013.
Bagi para pecinta cokelat, Cokelat Ransiki 72% menawarkan pengalaman baru dengan sensasi rasa yang lebih beragam. Bukan hanya sekedar manis atau pahit, cokelat ini mengundang indera pengecap untuk menjelajahi setiap lapisan rasa yang ada di dalamnya.
Baja Juga : Prabowo Resmikan Kantor DPD Gerindra di Banten
Sebuah Langkah untuk Kesejahteraan Petani Lokal
Pipiltin Cocoa tidak hanya ingin menciptakan cokelat berkualitas, tetapi juga fokus pada pemberdayaan petani lokal di Papua Barat. Sebelum adanya kolaborasi dengan Pipiltin Cocoa, banyak petani kakao di Ransiki yang tidak mengetahui kemana hasil panen mereka akan dijual.
“Kami sangat berterima kasih, karena ini kesempatan besar bagi kami untuk memperkenalkan cokelat Papua Barat ke dunia. Selama ini, para petani cokelat di Ransiki tidak pernah tahu kemana hasil cokelat mereka pergi. Kini, mereka tahu bahwa hasil mereka dihargai dan dipasarkan dengan baik,” kata Mohamad Lakotani , Wakil Gubernur Papua Barat .
Pipiltin Cocoa secara langsung membeli biji kakao dari para petani di koperasi Abersut di Ransiki, yang sebagian keuntungannya juga digunakan untuk membangun koperasi tersebut. Hal ini memberikan dampak positif bagi para petani yang kini memiliki akses pasar yang lebih luas.
“Awalnya kami mencoba biji kakao dari Ransiki, dan rasanya enak serta unik. Tanpa alam dan komunitas yang mendukung, tidak ada cokelat atau produk berkualitas lainnya. Jadi, kami memutuskan untuk langsung membeli biji kakao dari petani lokal,” tambah Tissa Aunila.
Apresiasi untuk Potensi Papua Barat
Selain itu, peluncuran cokelat ini juga mendapat sambutan hangat dari pemerintah setempat. Markus Waran , Bupati Manokwari Selatan , juga menyatakan bahwa Cokelat Ransiki menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan Papua Barat ke dunia, dengan menunjukkan potensi luar biasa yang dimilikinya.
“Cokelat Ransiki ini bukan hanya cokelat, tetapi juga pintu masuk untuk memperkenalkan Papua Barat sebagai daerah yang memiliki potensi masyarakat besar. Semoga ini bisa membuka peluang kerja sama dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat setempat,” tutup Markus.
Tersedia di Gerai Pipiltin Cocoa
Kini Cokelat Ransiki 72% sudah dapat ditemukan di beberapa gerai Pipiltin Cocoa , seperti di Sarinah , Foodhall Senayan City , Grand Indonesia , dan Kem Chicks Pacific Place dengan harga Rp 75.000 per bungkus. Cokelat premium ini semakin membuka peluang bagi konsumen untuk menikmati kelezatan dan keunikan cokelat asli Papua Barat.
Dengan hadirnya Cokelat Ransiki 72% , Papua Barat kini dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena potensi produk lokal yang berkualitas tinggi. Ini adalah langkah besar untuk mengembangkan industri cokelat lokal yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar. Cokelat ini bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang cerita, budaya, dan ekonomi kreatif yang ada di baliknya.
