Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Perjalanan Terakhir di Pesawat Jemaah Haji Bangkalan Meninggal

BRIMO

Ransiki – Perjalanan Terakhir haji memang selalu penuh makna bagi setiap umat Islam. Namun, di balik perjalanan spiritual yang penuh doa dan harapan ini, terkadang muncul kejadian yang tak terduga. Seperti yang terjadi dalam Kloter 29 jemaah haji asal Bangkalan, Madura, dua jemaah haji meninggal dunia saat berada di pesawat dalam perjalanan pulang ke Tanah Air. Mukatin Wakimin (68 tahun) dan Salimah Deman (88 tahun), warga Kecamatan Burneh, Bangkalan, adalah dua jemaah yang harus menghadap Sang Pencipta dalam kondisi yang sangat mengejutkan bagi rombongan dan keluarga mereka.

Kejadian Tragis di Kloter 29

Peristiwa ini terjadi saat jemaah haji tersebut tengah berada di pesawat menuju Indonesia. Menurut Plh Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Sugiyo, terkejut dengan kejadian ini. “Kita juga kaget, ternyata di kloter 29 ada 2 jemaah haji Bangkalan yang meninggal dunia. Berumur 68 dan 88 tahun,” kata Sugiyo. Jemaah yang pertama, Mukatin Wakimin, meninggal akibat sakit hipertensi yang dideritanya. Sementara itu, Salimah Deman yang duduk di sebelahnya mengalami syok setelah menyaksikan Mukatin menghela napas terakhirnya.

Sugiyo menjelaskan lebih lanjut, “Jemaah yang berumur 68 tahun tersebut mengalami hipertensi, tidak sadarkan diri, dan meninggal di pesawat. Kemudian, yang duduk di lingkungan itu syok, dan akhirnya juga meninggal dunia.” Keduanya merupakan jemaah perempuan yang, menurut laporan dari bagian data PPIH, meninggal di pesawat dalam perjalanan pulang.

Perjalanan Terakhir di Pesawat

Perjalanan Terakhir
Perjalanan Terakhir

Adnan, putra Salimah Deman, menceritakan detik-detik terakhir sebelum ibunya meninggal. Semula, Salimah dalam keadaan sehat. Adnan dan ibunya duduk berjarak tiga baris dari Mukatin yang juga meninggal di pesawat. Sekitar satu jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Juanda Surabaya, Salimah merasa pusing dan meminta untuk mengganti popok. Namun, saat berada di toilet pesawat, Salimah mulai merasa semakin pusing. “Saya bilang ke Umi, kalau pusing jangan ganti di sini, lebih baik di luar toilet. Lalu saya masuk menggantikan popok Umi,” ungkap Adnan.

Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia

Setelah mengganti popok, Salimah berjalan kembali ke kursinya. Meski masih bisa berjalan, Salimah merasa kepalanya semakin pusing. “Beliau duduk di dekat jendela, di sebelahnya ada orang lain, setelah itu kursi saya. Saya lalu pasang sabuk,” cerita Adnan. Tidak lama kemudian, Mukatin yang duduk di kursi belakang pingsan, dan Adnan segera memanggil tenaga medis.

Namun, tak lama setelah itu, Adnan kembali ke kursinya dan menemukan ibunya sudah bersandar di kursi. Saat dipanggil, Salimah tidak memberikan jawaban seperti biasanya, “Biasanya saat saya menelepon itu, ibu saya menjawab ‘apah cong’ (ya nak),” kata Adnan dengan sedih. Ternyata, Salimah sudah tak sadarkan diri dan napasnya sesak. Segera, Adnan memanggil tenaga medis, namun sayang, ibunya tak bisa diselamatkan.

Penanganan dan Pemulangan Jenazah

Setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, kedua jenazah tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit Haji Sukolilo, Surabaya. Setelah pemeriksaan medis, jenazah Mukatin dan Salimah dipulangkan ke Bangkalan melalui mekanisme rumah sakit. Proses pemakaman dilakukan pada pukul 13.00 WIB di tempat asal mereka.

Peristiwa ini tentu meninggalkan duka yang mendalam, baik bagi keluarga yang ditinggalkan maupun bagi rombongan jemaah haji lainnya. Kepergian Mukatin dan Salimah dalam perjalanan haji mereka mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan kesiapan mental, terutama saat menjalani ibadah yang sangat menguras tenaga seperti haji.

Sebuah Perjalanan yang Mengajarkan Kehidupan

Walaupun peristiwa ini terjadi dalam suasana yang sangat suram, ada hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan ibadah ini. Salimah dan Mukatin, dua jemaah yang telah berusia lanjut, menjalani ibadah haji sebagai puncak dari perjalanan spiritual mereka. Meskipun tidak sampai menyelesaikan seluruh rangkaian perjalanan haji, kepergian mereka di tengah perjalanan pulang menunjukkan bahwa kehidupan memang sangat erat. Setiap detik adalah anugerah yang tak bisa dijangka.

Semoga perjalanan haji Mukatin dan Salimah diakhiri dengan khusnul khatimah, dan semoga keluarga yang dicintai diberikan kesabaran serta ketabahan. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga kesehatan, terutama saat menghadapi perjalanan jauh, baik dalam ibadah maupun kehidupan sehari-hari.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *